inilah, lantaiku,
maka cerita, cerita Inang Rodat,
dengan memusnahkan laguku,
tidak memusnahkan penguasaan tariku,
dengan memusnahkan bangsal permainanku,
tidak akan menghangus tradisi persembahanku,
akulah Inang Rodat, lantai duduk bangsaku.
inilah, lantaiku,
maka cerita, cerita penari Gamelan,
dengan mencarikkan lenggokku,
tidak terkoyak lentik jari jemariku,
dengan menggores punggung pergerakanku,
tidak akan melubangkan adapt lanaiku,
akulah penari Gamelan, anjung pasak budayaku.
antara lagu dan tariku,
antara hurufkata dan senikataku,
ada sendayu dan buainya,
ada tutur dan rawinya,
akulah pendikir malamnya,
akulah pendekar gelanggangnya,
pada lantaiku.
lantaiku,inilah ceritaku,
maka cerita terhujung di kelambu,
maka cerita terakhir di sumbu,
pengadi, pelenggok melarik rindu,
pencanang, penobat menggerudi sayu,
permainan penuh syahdu,
seluruh warga berpadu,
dalam satu.
kita kembali ke asal,
dalam satu bual,
adat tradisi cekal,
pada lantaiku, yang kekal
-wan ahmad ismail-.
-w
cErita SeBuah LanTAi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment